AYOOO MENULIS UNTUK BERBAGI,,

Bandung, 26 Januari 2011

Menjadi penulis.. Salah satu impian saya, sejak lama.

Impian tersebut dipicu oleh kegemaran saya membaca sejak masa kanak-kanak. Segala jenis bacaan mulai cerpen, cerita bergambar, komik, sampai novel-novel tebal telah saya habiskan tanpa banyak mengeluh—ehm, ada satu perkecualian sebenarnya,, buku pelajaran :p. Dimasa kecil, Bapak-Ibu saya sering membacakan cerita bergambar sebagai pengantar tidur, kecuali itu mereka juga membelikan saya dan adik-adik banyak sekali buku cerita anak. Ketika mulai bisa membaca, rasa penasaran mendorong saya untuk mengetahui isi buku-buku bacaan tersebut dengan membacanya sendiri karena tentu saja orang tua saya tak selalu punya waktu untuk membacakan. Kebiasaan tersebut berlanjut hingga kini, di waktu luang, saya lebih suka membaca daripada berjalan-jalan ke mall atau tempat-tempat sejenis.

Impian saya menjadi penulis,, bukan hanya membaca karya-karya orang, namun suatu saat saya juga ingin karya saya juga dibaca dan digemari banyak orang.

Okei, jadi penulis. Artinya harus punya karya tulisan dong,, bukan hanya buku harian tentunya. Nah pertanyaannya: mau menulis apa?? Mau bikin puisi rasanya kok susah,, rangkaian kata yang meluncur dari otak ini sepertinya selalu jauuuhh dari kesan puitis. Dengan pasrah saya akui kalau diri ini memang tidak dilahirkan dan ditakdirkan sebagai pujangga. Bakat menulis puisi saya NOL BESAR.. Salah satu bukti nyatanya adalah saya sampai harus ‘nyogok’ adik sebagai upah membuat puisi untuk dikumpulkan sebagai tugas Bahasa Indonesia kelas 5 SD jaman bahuela dulu.. huahh.. bikin malu,,

Ehm,, kalau begitu mungkin novel?? nah,, terus ceritanya apaa?? Cukup banyak penulis ngetop yang saya tahu mendapatkan inspirasi dari kisah hidup mereka yang tragis, rumit, berliku macam sinetron di TV. Tapi menovelkan kisah hidup saya?? Wah,, rasanya kisah hidup saya yang sedatar dada-- bapak saya,, hehee,, sama sekali tidak menarik untuk dijadikan novel. Nanti jangan-jangan malah ngga ada yang mau baca saking tidak ada konfliknya.. :p Oh well,, kalau boleh jujur sebenarnya nggak selamanya kisah saya sedatar itu sih.. ada beberapa part dari hidup saya terutama kisah percintaan--yang ngga semulus jalan tol itu, yang sepertinya cukup ok kalau dijadikan novel. Nah,, tapi kalau boleh jujur lagi,, sebenarnya cerita itu sudah saya coba untuk jadikan novel, cuman.. yaa.. macet hanya sampai halaman 3,, hahahaha.. Nggak tahu ya,, rasanya setelah dibaca kok terasa nggak OK aja,, akhirnya.. yah.. saya mutung ngelanjutin sampai akhirnya cerita itu mangkrak.. hehehe.. :)

Okeiii,,, sepertinya debut untuk novel masih terlalu jauh untuk saya,, Tapi sebenarnya sebagai seseorang dengan latar belakang pendidikan arsitektur,, *agak malu nyebutnya,, karena tampaknya saya sudah ‘murtad’ dari profesi ini. Saat ini saya lebih ingin beralih profesi jadi penulis daripada penggambar :D* Saya pernah berencana untuk membuat buku kumpulan desain renovasi interior berbagai gaya pada rumah tinggal-berikut rencana anggaran biayanya. Kolaborasi bersama teman tentunya.. Ide ini menggebu ketika baru lulus kuliah S1, tapi begitu dapat kerja... wuzzzzz... menguaplah ide itu,, cuma jadi wacana, ngga ada wujudnya sama sekali sampai sekarang..

Lalu,, lalu,, lalu,,,

Sampai saat ini saya masih ingin menulis. Menulis untuk berbagi, membagikan apa yang kita punya, membuat orang bahagia karena tulisan kita,, menyenangkan.. Saya ingin hidup seperti itu.

Saya melihat beberapa orang menulis sesuatu yang tampak sepele, namun karena dikemas dengan gaya bahasa yang khas akhirnya ide awal yang ‘biasa’ itu bisa jadi menarik, menghibur, akhirnya disukai.. Kambing Jantannya Raditya Dika misalnya,, atau tulisan beberapa teman di notes facebook atau juga sekedar opini yang dimuat majalah. Kadang pikiran saya yang lagi iri bilang,, haa?? Kalau si ini bisa masaa saya ngga bisaaa,, aahhh.. gini mah keciiilll.. *sombooongg,, tapi mana buktinyaaaaa hahahahahahaha,,,*

Hari ini saya membaca satu blog milik seorang kakak kelas saya waktu S1, mbak Liza. Awalnya mbak Liza membuat blog itu untuk mendokumentasikan bekal-bekal makanan yang ia buatkan untuk suaminya tercinta, berikut resepnya tentu saja. Namun saat ini, saya lihat blog tersebut telah mengalami progres luar biasa. Semakin banyak teman-teman yang terinspirasi dan membuat bekal makanan serupa,, dengan modifikasi disana sini tentunya. Kemudian mereka mengirimkan foto hasil masakan jadi atau memposting di facebook. Selanjutnya mbak Liza dengan senang hati mengapresiasinya dengan menampilkan di blog-nya.

Woww.. menakjubkan kan??,, sumpah saya sampai terharu..

Diawali dari ide sederhana, namun dituliskan dengan hati dan semangat berbagi, tulisan-tulisan di blog mbak Liza kini menginspirasi dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Hidup untuk berkarya dan berbagi.. itu yang selalu saya mau, selain juga hidup dan mencari penghidupan dengan mengerjakan hal-hal yang saya sukai..

Saya tahu sekarang,, saya tahu,, yang saya butuhkan cuma semangat dan niat untuk memulainya.. Apapun bisa jadi bahan tulisan,, Apapun itu, bisa jadi bagus asal ditulis dengan hati. Ngga usah kuatir,, nggak usah malu. Kemampuan olah kata akan semakin membaik dengan latihan. Bahkan Purwacaraka yang jago maen pianopun nggak langsung bisa main piano waktu baru dilahirkan. Tanpa latihan, nggak akan pernah Purwacaraka jadi sehebat sekarang,,

Okei.. okei.. semangat dan konsistensi,, cuma itu yang saya butuh sebagai modal awal,, itung-itung latihan..

Ayoooo mulai menulis dari sekarang,, mulai berbagi.. kapan lagii???

0 comments:

Posting Komentar